Jika kita jujur mengamati, pertempuran hebat hampir selalu terjadi di wilayah di mana jalur pipa minyak akan dibangun.
Manbij dan al-Bab merupakan dua kota penting, yang kebetulan berada di dalam gubernuran Aleppo. Melalui kedua kota itu, pipa minyak utama akan dialirkan melalui pusat kota Aleppo, yang kemudian diteruskan ke Idlib.
Pipa itu melaju ke arah timur, ke Raqqa dan Deir ez-Zor. Minyak yang dialirkan akan berasal dari Mosul, Iraq, melewati Sinjar. Namun bukan hanya rencana pipa itu saja yang sedang dijejalkan.
Rusia sendiri mendukung jalur pipa dari Iran, melewati Iraq dan Syria – di kota Homs. Bagi Rusia, Homs adalah target utama untuk dibersihkan.
Sementara Israel menginginkan jalur pipa dari Golan menuju Turki, dan sebelumnya melewati Damaskus (!). Ini sebabnya muncul wacana mengapa Assad harus mundur, yang kemudian makin ruwet karena Rusia turun tangan.
Sebagai ganti, AS mengusahakan ‘koridor Kurdi’ di utara, yang akan mengalirkan minyak dari wilayah Kurdi di Iraq utara menuju Laut Mediterania. Rencana yang juga gagal dengan invasi Turki baru-baru ini.
Bingung dengan posisi Turki? Erdogan ingin memastikan bahwa dirinya dapat ‘jatah’ dalam perebutan ini, dengan menguasai kontrol atas Manbij dan ‘koridor Kurdi’.
Nilai penting Aleppo dalam konflik ini semakin nyata, setelah Rusia menyatakan bahwa mereka bersedia bekerjasama dengan AS dalam menumpas teroris di seluruh wilayah Syria, kecuali Aleppo.
Khusus Aleppo, Rusia menuntut AS agar meminta ijin pada Assad.
Dalam pertemuan di Jenewa, AS menginginkan agar penduduk sipil tak diperbolehkan keluar dari Aleppo, dan menolak koridor aman usulan Rusia untuk mengevakuasi penduduk sipil.
Langkah ini dimaksudkan sebagai penghambat, karena dengan adanya penduduk sipil yang disandera di dalam bersama pemberontak, SAA tak punya keleluasaan untuk melakukan serangan pada teroris AS.
Dan semakin lama Aleppo terombang-ambing, nilainya untuk senjata negosiasi bagi AS akan semakin besar.
Sertakan Syria dalam doa-doa teman sekalian..