Mengapa NATO Pantas Untuk Dibubarkan?

Bagikan artikel ini

Medea Benjamin and Nicolas S.J. Davies menulis sebuah artikel  yang mendokumentasikan rencana persiapan AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk menginvasi dan menaklukkan Cina dan Rusia. Namun rencana tersebut ditentang keras oleh opini publik sebagian besar warga masyarakat negara-negara di Eropa Barat.

Berarti keputusan NATO tidak mencerminkan demokrasi di Eropa melainkan sebaliknya, mencerminkan Eropa sebagai negara-negara vassal dari imperium Amerika.

Sebagaimana dinyatakan oleh  Michael Klare dalam NATO Watch Report on NATO 2030, setiap langkah yang dilakukan AS bersama NATO ditujukan untuk mengintegrasikan rencana-rencana strategis AS untuk memerangi dan menaklukkan Cina dan Rusia melalui skema Perang Total.

Rencana Angkatan Darat AS untuk menginvasi Rusia yang secara halus disebut “The U.S. Army in Multi-Domain Operations” akan dimulai dengan membombardir artileri dan rudal terhadap pusat komando dan pusat pertahanan  angkatan bersenjata Rusia, yang kemudian dilanjutkan dengan invasi dengan menggunakan kendaraan-kendaraan lapis baja, untuk menduduki area-area vital sampai tentara Rusia menyerah.

Begitu juga halnya dengan serangan AS terhadap Cina, akan menggunakan rudal-rudal yang ditembakkan dari kapal-kapal perang dan pangkalan-pangkalan militer AS di kawasan Pasifik. Menghadapi kemungkinan serangan tersebut, baik Cina maupun Rusia sama-sama akan menggunakan persenjataan nuklirnya untuk melancarkan serangan balasan.

Melalui blueprint-nya dalam NATO 2030 berkesimpulan bahwa AS maupun sekutunya NATO, dalam perlombaan militernya dengan Cina dan Rusia, harus siap dengan resiko terburuk, yaitu timbulnya perang nuklir.

NATO Secretary-General Jens Stoltenberg poses next to a world map during the first day in the new NATO headquarters building in Brussels, Belgium, Reuters/UNI - APN Live

Lantas, bagaimana reaksi publik Eropa terhadap rencana AS tersebut? The European Council on Foreign Relations baru-baru ini mengadakan polling menjaring 15 ribu warga masyarakt di 10 negara Eropa yang tergabung dalam NATO termasuk Swedia. Hasil polling yang diberi judul: “The Crisis of American Power: How Europeans See Biden’s America, mengungkap bahwa mayoritas warga Eropa menolak ikutserta dalam rencana perang yang dilancarkan AS terhadap Cina dan Rusia.

Hanya 22 persen yang setuju memihak AS dalam perang melawan Cina, 23 persen yang mendukung perang terhadap Rusia. Dengan demikian bisa disimpulkan dari hasil polling, opini publik Eropa menentang keikutsertaan NATO dalam rencana perang AS terhadap Cina dan Rusia.

NATO calls on Greece and Turkey for dialogue in Brussels | Atalayar - Las claves del mundo en tus manos

Banyak kalangan masyarakat di Eropa saat ini menyadari bahwa NATO termasuk AS membahayakan keamanan nasional Eropa. Lantaran hanya melayani kecanduan perang dan nafsu menguasai dunia, sehingga tidak ada kaitannya sama sekali dengan soal pertahanan. Sekadar melayani hasratnya untuk agresi baik dalam niat dan kenyataannya.

Bahkan NATO,  seturut dengan ditarik mundurnya  US Central Command, akan dikerahkan di Timur-Tengah Raya, dan Jerman akan memainkan peran kepemimpinan.

Bahkan Sekretaris Jenderal NATO  Jens Stoltenberg berharap pasukan NATO akan dikerahkan di Tunisia dan tetap melanjutkan melancarkan perang di Libya. Seraya mengerahkan pasukan NATO di Irak dan Jordan, serta tetap melancarkan perang berkesinambungan di Suriah.

Untuk selanjutnya baca artikel Eric Zuesse : Why It’s Necessary to End NATO

Maka itu kuat desakan agar NATO sebaiknya dibubarkan saja, karena merupakan ancaman dan bahaya, karena bisa meletuskan perang dunia III. Selain itu meletusnya Perang Dunia III merupakan skema korporasi global untuk menghancurkan negara bangsa. Dengan begitu, mendukung NATO sama saja dengan bersekutu dengan kekuatan iblis.

Diolah kembali oleh Hendrajit, pengkaji geopolitik, Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com