Menyingkap Pertautan Erat antara Pentagon, Perusahaan Farmasi BioPort dan Laboratorium ala NAMRU-2 AS

Bagikan artikel ini

Dalam setiap muncul wabah akibat virus seperti flu burung, flu babi, anthrax sampai ke covid-19, seringkali muncul sebuah pertanyaan, apakah ini wabah murni atau hasil virus rekayasa dari sebuah laboratorium bertujuan ganda ala NAMRU-2 AS.

Mungkin kali ini, kita akan menelisik kembali asal-muasal menyebarnya virus bakteri Anthrax. Karena seperti halnya flu burung yang merupakan virus H5N1 yang berasal dari hasil olah laboratorium NAMRU-2 AS maupun flu babi H1N1, yang ternyata berasal dari sebuah laboratorium di Atlanta, Amerika Serikat, bakteri virus Anthrax juga berasal dari laboratorium kuman perang Angkatan Darat Amerika berkemampuan tinggi, yang beroperasi di dekat Fort Detrick, MD, AS.

Demikian kesaksian dua Senator Donald Riegle Jr, dan Alfonse M. D’Amato pada 25 Mei 1994 lalu, yang kiranya masih sangat relevan untuk melihat kemungkinan penyebaran virus covid-19 berasal dari laboratorium ala NAMRU-AS. Sebab melalui kajian tim riset Global Future Institute (GFI), penyebaran wabah penyakit akibat virus sejak flu burung, flu babi, hingga Anthrax, nampaknya selalu erat kaitannya dengan laboratorium yang dikelola militer AS seperti NAMRU-2, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Center for Disease Control and Prevention), hingga laboratorium Angkatan Darat AS seperti yang Fort Detrick MD tadi.

Dalam Perang Teluk I semasa kepresidenan George Herbert Walker Bush, sempat memberikan otorisasi terhadap 72 pengiriman yang terpisah agen-agen biologis dan kimia yang sangat berbahaya ke Irak. Termasuk di dalamnya gas syaraf jutaan kali lebih mematikan dibanding Sarin. Yang mana bahan-bahan tersebut dapat merusak hasil panen, membuat sakit dan membunuh pria maupun perempuan, anak-anak dan binatang. Bisa melalui terjadinya kerusakan otak, hati, jantung, paru-paru, limpa dan tulang belakang.

Tentu saja, pengiriman ini selain dapat otorisasi dari Presiden AS, juga melibatkan badan-badan kemiliteran dan intelijen AS. Karena itu setiap muncul sebaran atau wabah penyakit yang berasal dari aneka ragam virus mematikan seperti virus pneumonia, salmonella, staphylococcus, West Nile, E coli, anthrax, botulism, tuberculosis, dan influenza, yang kemudian telah dimodifikasi secara genetik, maka selalu terungkap keterlibatan militer dan kementerian pertahanan AS/Pentagon.

Seperti kesaksian dua senator tadi, pada 1988 pemerintahan Presiden Bush Sr sempat mengirimkan 19 kontainer bakteri Anthrax ke Irak pada Perang Teluk I. Menurut beberapa kajian pustaka, tipe anthrax tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan militer. Yang pastinya, dibuat dan direkayasa oleh beberapa laboratorium bertujuan ganda seperti NAMRU-AS atau AFRIMS yang diyakini beberapa pakar, merupakan kelanjutan dari NAMRU-2 AS.

Pengiriman dan Penyebaran virus sebagai senjata biologis, juga dilakukan oleh Pemerintah Inggris. Tentara Inggris dengan bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang berada di bawah kendalinya, juga mengirimkan agen-agen kimia dan biologi yang mematikan ke Irak. Bahkan beberapa pengiriman ini diterima hanya beberapa bulan sebelum Perang Teluk I berlangsung. Sebagian di antaranya diduga keras dilepaskan pada suku Kurdi di Irak Utara.

Melalui serangkaian fakta-fakta tadi, pengiriman agen-agen kimia dan biologi yang mematikan tersebut, melibatkan badan intelijen CIA dan para ilmuwan AS. Bagaimana menjelaskan keterlibatan beberapa laboratorium bertujuan ganda ala NAMRU-2 maupun National Laboratory di Los Alamos terkait pengiriman dan penyebaran virus-virus mematikan tersebut?

Salah satu penjelasan dapat ditelisik melalui pertautan erat antara Dick Cheney, Menteri Pertahanan pada pemerintahan George Bush Sr pada saat Perang Irak I. Yaitu adanya ikatan Dick Cheney dengan industri petrokimia. Di sinilah jejak-jejak keterlibatan militer maupun Pentagon dalam menggunakan senjata kimia. Baik ke luar negeri, maupun di dalam negeri AS sendiri.

Adalah Dick Cheney, selaku Menteri Pertahanan AS kala itu, menyetujui rencana Angkatan Darat untuk meledakkan depot senjata kimia milik Irak di Kamashiya tanpa memedulikan kenyataan bahwa 20.000 karyawan AS dapat terekspos VX dana gen syaraf sarin. Nampak jelas hal ini bukan kelalaian atau kebodohan, melainkan kesengajaan atau by design.

Bagaimana mempertautkan antara militer, perusahaan farmasi dan laboratorium pembuatan vaksin virus? Hal ini bisa ditelesur melalui sebuah peristiwa yang jika jeli kita cermati, merupakan mata-rantai yang menjelaskan hal tersebut di atas. Pada 1997 Kementerian Pertahanan/Pentagon memerintahkan agar semua pria dan wanita yang ada dalam daftar divaksin anti-anthrax, dengan menggunakan vaksin eksperimen yang akan dijual oleh BioPort.

Fakta kedua. Grup Carlyle yang erat kaitannya dengan kepentingan politik-bisnis-militer George Bush Sr dan para kroninya, tiba-tiba melakukan investasi besar-besaran pada BioPort. Yang mana kemudian, perusahaan ini menerima kontrak senilai jutaan dolar AS untuk memproduksi vaksin anthrax.

Sekadar informasi. BioPort, yang beroperasi di Lansing, Michigan, merupakan satu-satunya perusahaan di AS yang memegang lisensi monopoli pembuatan vaksin Anthrax. Mereka mendapatkan lisensi tersebut setelah membeli Michigan Biologic Product Institute, dari pemerintah negara bagian Michigan pada 1998. Michigan Biologic Product Institute selama ini menjual vaksin anthrax ke Kementerian Pertahanan AS/Pentagon.

Apa yang tersirat dari cerita ini? Jika Pentagon selama ini telah memberikan kontrak ekslusif pada BioPort, dan menunjuk sebagai satu-satunya produsen obat –obatan anthrax (yang belum teruji), berarti di tempat ini pula, bakteri-bakteri anthrax dimodifikasi sebagai virus mematikan untuk membuat senjata biologis. Dan yang lebih mengerikan lagi, melakukan pengriman dan penyebaran virus ke berbagai negara, sebagai bagian dari Perang Biologis.

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com