Perang Nuklir Sudah Dekat

Bagikan artikel ini
Hakiki konflik Ukraina ialah peperangan antara Rusia versus Barat. Ya, Barat dalam hal ini Amerika Serikat (AS) plus NATO. Dan Ukraina cuma medan kurusetra alias lapangan tempur belaka. Tak lebih. Inilah model peperangan yang disukai para adidaya usai Perang Dunia II karena para pihak yang bertikai tidak bersentuhan secara langsung, tetapi menggunakan pihak ketiga (Proxy war).
Sejak peperangan meletus tanggal 24 Februari 2022 yang diawali ‘operasi militer khusus’ ala Rusia guna demiliterisasi Ukraina, lima bulan kemudian (Juni-Juli) timbul fenomena tak lazim di Eropa yakni empat Perdana Menteri (PM) mengundurkan diri karena faktor krisis energi dan pangan yaitu Estonia, Bulgaria, Italia dan Inggris. Jelas. Ini efek langsung kebijakan (perang) sanksi Barat kepada Rusia, sebab Putin membalas sanksi Barat.
Tak boleh dinafikan, akibat perang sanksi melawan Rusia — AS dan Benua Biru kini dilanda krisis energi, krisis pangan serta krisis finansial yang diklaim oleh PBB sebagai krisis global.
Kabar terakhir dari medan pertempuran, ada enam pernyataan urgen Putin yang ditujukan kepada Barat. Kenapa? Pernyataan tersebut ialah cermin bahwa konflik Ukraina bukannya mereda, justru kian meluas serta meningkat eskalasinya.
Adapun enam statement Putin antara lain adalah:
Pertama, “Barat telah melanggar semua batasan-batasan yang telah disepakati”. Ya, kendati hanya klaim sepihak dari Rusia, dalam peperangan — pernyataan itu bisa dijadikan rujukan bagi para pihak yang bertikai;
Kedua, “Rusia siap berhadapan dengan the entire collective west” Ini luar biasa. Keberanian menantang kekuasaan Barat yang sudah menghegemoni sejak Perang Dunia II. Apakah Rusia telah mengetahui ‘kunci rahasia’ kemenangan Taliban atas Barat? Ya. Taliban dikeroyok secara militer oleh Barat selama puluhan tahun (2001-2021) justru Barat yang hengkang dari bumi Afghanistan;
Ketiga, “Mobilisasi 300.000 tentara cadangan”. Jumlah ini saja hampir mendekati total militer AS dimana usai Perang Dingin (Cold War) dulu, Paman Sam mengurangi separuh personel militernya, meski pola rasionalisasi militer ditampung oleh private military company alias tentara bayaran. Kenapa? Sebab, di beberapa operasi militer ia kerap menggunakan jasa tentara bayaran selain militer reguler;
Keempat, “Mulai hari ini, produksi semua pabrik senjata dinaikkan secara cepat”. Agaknya, selain percaya diri, terlihat kesiapan tinggi Rusia dalam menghadapi peperangan lebih besar lagi;
Kelima, “1000-an kilometer garis batas di Rusia dengan negara lain akan dijaga ketat”. Dalam kepemimpinan Putin, ia tidak pernah bermain-main dengan kebijakan. Ini adalah ujud kesiapsiagaan tinggi dari sebuah negara berdaulat;
Keenam, “Setelah empat wilayah —Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zhaporizhizha— memutus bergabung dengan Rusia, maka senjata nuklir Rusia akan digunakan bila empat wilayah tersebut diserang dengan senjata buatan Barat”.
Dari beberapa pernyataan Putin di atas, statement keenam inilah yang paling dahsyat sekaligus mengerikan bagi Barat di satu sisi, namun membuat nyaman penduduk di empat wilayah yang memutuskan bergabung dengan Rusia.
Mengapa demikian?
Putin menegaskan bahwa pernyataan di atas bukan sekedar bluffing (gertak sambal), tetapi akan terjadi bila dilanggar Barat.
Pertanyaan menggelitik muncul, “Bagaimana respon Barat menyikapi pernyataan Putin?”
Joe Biden tidak takut dengan ancaman nuklir dari Putin. Ia akan merespon dengan cara yang sama apabila Rusia menggunakan senjata nuklir. Wow! Gayung perang nuklir bersambut?
Tampaknya intelijen AS mencermati sepak terjang sebelumnya. Invasi Rusia pada 24 Februari 2022 contohnya, sejak Juni 2021 sebelumnya, AS sudah mengingatkan berkali-kali kepada NATO bahwa Rusia bakal menginvasi Ukraina dalam waktu dekat, tetapi hampir semua jajaran NATO tak percaya info tersebut. Dan ketika pada 24 Februari terbukti invasi Rusia, mereka pun terkejut.
Lagi. Agustus kemarin, banyak pengamat tak percaya ketika Biden menyatakan bahwa Rusia membeli drone Iran dengan cara pertukaran yakni 24 Unit SU-35 ditukar dengan 1200 drone kamikaze dan 298 drone kombatan MALE (Medium Altidute Long Endurance). Faktanya kini, Rusia memakai drone kamikaze Iran dalam pertempuran di Ukraina dan hasilnya sangat efektif.
Bahwa menyentuh ‘empat wilayah’ di atas dengan senjata buatan Barat, maka sesuai janji, Putin akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik di Ukraina. Artinya, jika ada serangan Ukraina ke Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zhaporizhizha maka akan dibalas Rusia dengan senjata nuklir. Nah, bukankah support Barat ke Ukraina dalam bentuk pelatihan dan mesin perang alias senjata?
Perang Nuklir sudah dekat. Wait and see!
M Arief Pranoto, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com