Persiapan Israel untuk Gelar Perang Baru di Kawasan

Bagikan artikel ini
Moshe Yaalon mengungkapkan hal itu ketika berada di atas kapal perang USS Carney yang sedang terlibat manuver militer gabungan antara Amerika Serikat dan Israel di Haifa, Palestina pendudukan (Israel).
Statatemen bernada ancaman yang dilontarkan Yaalon di sela-sela latihan militer gabungan Israel-AS dan peningkatan ancaman pejabat Tel Aviv untuk menggelar invasi baru ke Gaza menunjukkan babak baru gerakan militer rezim Zionis di kawasan dan dukungan Washington kepada kebijakan gila perang rezim tersebut.
Ancaman serangan rezim Zionis ke Gaza berlanjut ketika rezim ini telah gagal meraih ambisinya dalam agresi militer ke wilayah yang diblokadenya itu pada tahun 2008, 2012 dan 2014. Serangan membabi buta militer Israel selama agresinya ke Gaza telah merenggut nyawa ribuan warga Palestina.
Ancaman Israel untuk melancarkan serangan luas ke Gaza yang dilontarkan menyusul kegagalan perundingan kompromi dengan Palestina telah menyingkap wajah asli rezim Zionis yang dipenuhi dengan kekerasan. Hal ini juga menunjukkan bahwa rezim anti-kemanusiaan tersebut sama sekali tidak pernah menginginkan atau mengejar perdamaian di kawasan.
Tak diragukan lagi, kegagalan luas di sektor politik dan militer Israel dalam menghadapi perlawanan rakyat di kawasan telah menimbulkan kekhawatiran serius bagi para pejabat Tel Aviv. Dalam kondisi seperti ini, maka peningkatan ancaman rezim Zionis dan gerakan militer rezim ini dianggap sebagai upaya untuk menutupi kegagalan-kegagalannya.
Rezim Zionis memanfaatkan semua peluang dan menggunakan segala cara untuk memajukan kebijakan ekspansionisnya. Jika rezim ini memiliki kemampuan yang diperlukan, maka Israel tentunya tak akan segan-segan untuk menggelar perang baru di kawasan.
Hal tersebut telah terbukti dan bahkan sejarah telah mencatatnya. Sejak berdirinya rezim anak haram Barat tersebut, Israel telah menggelar berbagai perang dan serangan militer ke Palestina dan bangsa-bangsa lain di kawasan.
Sejumlah pengamat politik menganggap ancaman luas Israel untuk menyerang Gaza hanya sebagai perang urat syaraf terhadap Palestina. Menurut mereka, rezim Zionis menciptakan ketakutan tersebut untuk mengambil konsesi yang diinginkan melalui dorongan kepada Palestina kepada babak baru perundingan kompromi.
Sementara dari sisi lain, Israel mengacaukan kondisi di kawasan dengan tujuan untuk mencegah terlaksananya proses rekonsiliasi nasional Palestina. Sebab, jika rekonsiliasi tersebut terwujud, maka posisi Palestina akan semakin kuat dalam melawan rezim Zionis.
Babak baru gerakan militer rezim Zionis dan ancaman luas untuk melancarkan invasi militer ke Gaza dianggap sebagai langkah yang lebih cocok untuk dikonsumsi di kalangan internal Israel.
Krisis ekonomi dan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat serta konflik politik di Israel selama beberapa bulan lalu telah mendorong para pejabat Tel Aviv untuk mengalihkan opini publik dari persoalan tersebut.
Mengingat perilaku rezim Zionis tidak didasarkan pada akal dan logika dan para pejabat rezim ini juga dalam kondisi kebingungan dan frustasi akibat kegagalan mereka untuk memadamkan Muqawama rakyat Palestina, maka hal ini akan menguatkan kemungkinan bahwa Israel akan melakukan tindakan bodoh lainnya.
Atas dasar tersebut, bangsa-bangsa di kawasan termasuk Palestina selalu dalam kesiapan penuh untuk menghadapi rezim Zionis. Dalam kondisi seperti ini, mempertahankan dan mempromosikan konsep perlawanan akan memainkan peran utama dalam mencegah petualangan baru Israel.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com