Bentrokan antara puluhan demonstran dan polisi terjadi di Paris pada Sabtu (20/4) yang merupakan aksi ke-23 protes rompi kuning. Sebelumnya pihak berwenang memperingatkan, perusuh bisa kembali ke Ibu Kota Prancis untuk memicu gelombang kekerasan baru.
Berdasarkan rekaman TV Reuters, para demonstran bertutup kepala hitam melemparkan batu ke arah polisi. Beberapa dari mereka juga membakar skuter serta tong sampah di pusat Paris.
Polisi kemudian meresponsnya dengan menembakkan gas air mata serta dan granat setrum. Sebagian petugas terlihat berbaris menuju demonstran demi mengendalikan massa sekaligus mengarahkan mereka ke Place de la Republique Paris.
Kementerian Dalam Negeri Perancis mengatakan, pada pukul 12.00 waktu setempat, sebanyak 9.600 orang berdemonstrasi di seluruh Prancis. Sebanyak 6.700 di antaranya di Paris.
Jumlah tersebut, kata Kementerian, lebih banyak dari aksi protes pekan lalu yang sekitar 7.500. Meski begitu demonstrasi pada 17 November lalu tetap paling banyak, yakni mencapai 282 ribu demonstran.
Selanjutnya pada pukul 13.00 waktu setempat, kantor kejaksaan Paris menyebutkan, 110 orang sudah ditangkap. Beberapa demonstran jelas menyinggung bencana kebakaran di katedral Notre Dame pada Senin lalu.
Kejadian itu memang mendorong kesedihan nasional. Hal itu membuat perusahaan kaya berjanji mengeluarkan sekitar 1 miliar euro atau setara 1,12 miliar dolar AS untuk rekonstruksi.
“Jutaan untuk Notre Dame, bagaimana dengan kita orang miskin?” kata salah satu tulisan yang dipakai seorang demonstran, seperti dikutip Reuters, Ahad, (21/4).
Demonstran lainnya mengenakan tulisan “Segala sesuatu untuk Notre Dame, bukan untuk yang menderita.”
Perlu diketahui, Paris dalam keadaan siaga tinggi setelah Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengatakan, dinas intelijen domestik telah memberitahunya tentang kembalinya perusuh yang berniat menimbulkan kekacauan di Paris, Toulouse, Montpellier, serta Bordeaux. Sebagian besar jaringan metro Paris bahkan ditutup dan sekitar 60 ribu polisi dikerahkan di Perancis.