Resep Menghadapi Berita-Berita Negatif tentang Presiden

Bagikan artikel ini

Linda Rahmawati, peneliti muda di Fordial Jakarta dan Kajian Nusantara Bersatu, Jakarta

Salah satu upaya pengamanan terhadap Presiden SBY adalah pengamanan menghadapi berita-berita negatif yang disiarkan oleh berbagai media massa baik media massa cetak, radio  maupun desas-desus. Undang-Undang RI hingga dewasa ini tidak melarang adanya rangkap jabatan bagi pejabat negara/PNS untuk juga menduduki jabatan politik di kepartaian. Hal ini memungkinkan selain sebagai pejabat negara, yakni Presiden SBY juga menduduki jabatan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Dalam kondsi seperti ini peluang untuk terjadinya kritikan dan serangan politik terhadap SBY baik sebagai Presiden maupun sebagai Ketua Umum Partai Demokrat semakin mudah terjadi  dengan tujuan merusak kepemimpinan Presiden SBY.
Situasi tersebut terjadi karena mereka yang kecewa dan tidak senang kepada Presiden SBY, tidak peduli dalam situasi mana Presiden SBY sedang berada, namun setiap peluang untuk menyerang Presiden SBY akan dilakukan. Mereka akan mengeksploitasi situasi yang manapun untuk mendiskreditkan Presiden SBY, yang penting kepemipinan Presiden SBY dapat didiskreditkan.
Beberapa institusi negara mempunyai tugas utama mengamankan kepemimpinan Presiden SBY sehingga wibawa Presiden sebagai Kepala Negara, sebagai  pimpinan eksekutif dan sebagai pemimpin bangsa akan tetap utuh, berwibawa dan berintegritas tinggi, sehingga perintah-perintahnya akan tetap diikuti segenap unsur bangsa Indonesia. Dalam rangka tugas tersebut penanggulangan terhadap berita-berita negatif tentang Presiden SBY harus menjadi salah satu perhatian kita. Dalam rangka upaya tersebut maka semua kritikan terhadap Presiden SBY baik melalui media massa cetak, radio atau desas desus serta kombinasi dari ketiga bentuk berita tersebut perlu menjadi perhatian institusi negara tersebut.
Perlu diwaspadai kritikan terhadap kepemimpian Presiden SBY akan selalu dalam bentuk kemasan kritikan yang logis, masuk akal dan menarik  berisi kritikan yang menyangkut kepentingan urgensi tugas serta kepentingan rakyat  dan negara.
Kasus semacam itu telah terjadi terakhir ketika terjadi rapat temu kader Partai Demokrat yang dilakukan di Bali, ketika masalah banjir dan meletusnya Gunung Sinabung sedang menjadi isu nasional yang menonjol. Cara-cara media massa membuat berita tentang agenda Presiden SBY sehubungan dengan acara Partai Demokrat di Bali tersebut, terasa jelas sebuah kritikan tentang kepemimpinan Presiden SBY menghadapi situasi nasional yang terjadi.
Berbagai kecaman disematkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena lebih memilih mengurusi partai dibanding menemui korban bencana. Bahkan, SBY memilih tetap berangkat ke Bali untuk menghadiri temu kader Partai Demokrat di Bali pada saat Jakarta masih dikepung banjir. Terkait itu, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga langsung mengeluarkan pembelaan. Menurutnya, selama berada di Bali sekali pun, SBY selalu memantau seluruh perkembangan selama penanganan bencana. “Presiden SBY selalu memantau dan memperoleh informasi paling mutakhir terkait dengan bencana yang terjadi di tanah air. Presiden juga memimpin sendiri langkah-langkah koordinasi penanganan bencana di tingkat kabinet,” kata Daniel dalam rilisnya di Jakarta, Senin (20/1). Sebagai hasilnya, SBY telah memberikan instruksi kepada Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri PU serta BNPB untuk menangani upaya penyelamatan dan pelayanan korban bencana. Tak hanya itu, SBY juga telah merencanakan rapat kabinet untuk mengetahui penanganan bencana dalam seminggu terakhir.
Sebelumnya, selaku ketua umum partai, SBY menghadiri acara temu kader Partai Demokrat yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu (19/1). Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah petinggi partai, yaitu Syarief Hasan, Jero Wacik, Edhie Baskoro Yudhoyono dan Ani Yudhoyono.
Usai menghadiri temu kader, SBY juga membuka Munas XIII Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), Seminar dan Pameran Konstruksi Nasional, serta Rapat Koordinasi Nasional LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) Tahun 2014, pagi tadi.
Usai menghadiri dua acara itu, SBY dan Ani Yudhoyono direncanakan kembali ke Jakarta melalui Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali. SBY dan rombongan menggunakan pesawat khusus kepresidenan Boeing 737-800 milik Garuda Indonesia.
Cara Menghadapi Kritik
Kehadiran Presiden SBY dalam Rapat Temu Kader di Bali pada saat masalah banjir dan meletusnya Gunung Sinabung sedang menjadi isu yang menonjol, telah dimanfaatkan oleh lawan-lawan politik Presiden SBY untuk melancarkan kritik terhadap kepemimpinan Presiden SBY. Staf Presiden nampaknya meskipun agak lambat telah memberikan tanggapan untuk menetralisir kritikan-kritikan tersebut yang secara materiil baik, namun dikhawatirkan ada unsur  terlambat.
Tanggapan tersebut boleh diakatakan reaksi bantahan terhadap kritikan yang sudah telanjur tersebar luas, sehingga efektifitasnya tentu tidak terlalu tinggi. Dengan kenyataan bahwa agenda Presiden SBY yang berisi rencana melakukan berbagai langkah kegiatan dalam rangka penanggulangan dan perhatian terhadap berbagai bencana yag terjadi  sudah disusun, maka  sebenarnya  rencana kegiatan yang sudah disusun tersebut dapat disiarkan lebih awal dan kunjungan ke Bali digambarkan  sekedar sebagai sebuah sisipan kegiatan bukan acara yang menonjol. Nota bene dalam acara Partai tersebut Presiden SBY akan menggunakannya untuk menggerakkan solidaritas warga partai atas berbagai musibah yang terjadi.
Presiden SBY sebagai seorang Presiden dari negara yang begini besar dengan persoalan yang beraneka ragam, jelas tidak kalah rumitnya dengan persoalan-persoalan seorang Presiden di AS, sehingga segalanya harus sudah teragendakan, meskipun sisipan agenda karena situasi darurat selalu mugkin dilakukan.
Sementara itu, juga di Indonesia dimana nampaknya penggunaan alat-alat komunikasi elektonik dan siaran berita melalui berbagai sistem siaran dunia maya yang canggih sudah cukup popular dan efektif pengaruhnya, juga perlu dipikirkan bentuk-bentuk pemanfaatannya. Harus difahami keunggulan dari penggunaan alat-alat komunikasi dan siaran berita yang canggih tersebut, adalah pengguna akan lebih cepat, lebih luas jangkauannya dan lebih teliti dalam pemberitaan dibanding dengan media massa cetak, bahkan radio.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com