Rusman dan Ferdiansyah Ali, Tim Pengkaji APEC 2012-2013
Para pemangku kepentingan dalam kebijakan luar negeri Indonesia sudah saatnya memandang Vladivostok sebagai wilayah yang bernilai cukup strategis dalam beberapa waktu ke depan. Berpenduduk 800 ribu jiwa, Vladivostok saat ini merupakan pusat transportasi yang cukup sibuk. Apalagi dengan adanya jalur perkereta-apian Trans-Siberian Railway yang membentang antara Moskow, ibu kota Republik Federasi Rusia, menuju Vladivostok sebagai bagian dari kawasan Timur Jauh Rusia.
Bahkan melalui Vladivostok, ternyata hanya cukup menempuh beberapa jam perjalanan lewat udara, menuju Asia Utara. Tak berlebihan jika Vladivostok dipandang sebagai “Pintu Masuk” Rusia menuju Asia Pasifik. Dengan begitu, sebagai kota terbesar di Timur Jauh Rusia, Vladivostok cukup kondusif untuk menjadikan dirinya sebagai kota pusat pembangunan dan pengembangan ekonomi maupun wilayah yang terintegrasi ke dalam ekonomi global.
Apalagi fakta bahwa saat ini Vladivosotok juga sedang giat-giatnya mengembangkan infrastruktur pelabuhan-pelabuhan modern, sehingga bisa melayani kapal-kapal nelayan dan kapal-kapal perdagangan dari berbagai negara. Karena itu tak mengherankan jika Vladivostok memiliki jalur lalu-lintas laut yang terhubung dengan pelabuhan-pelabuhan di Cina, Jepang, Australia, Korea dan beberapa negara lainnya.
Menariknya lagi, beberapa kapal kontainer yang berasal dari Asia, kemudian bergerak menuju Eropa Barat, maupun sebaliknya, dengan memanfaatkan Trans-Siberian Railway tersebut.
Bukan itu saja. Vladivostok pun sudah harus dipandang sebagai pusat kebudayaan yang mewakili budaya Eropa maupun kawasan timur Asia. Karena itu tidak mengherankan jika Vladivostok dipandang sebagai kota kosmopolitan yang masih dipengaruhi oleh aura kejayaan eropa pada masa silam.
Selain itu Vladivostok juga terkenal dengan sumber kekayaan lautnya seperti Ikan Laut. Selain itu kota ini juga menyediakan fasilitas perbaikan kapal, lembaga-lembaga pendidikan, dan beberapa pelabuhan yang bekerjasama dengan beberapa kota di kawasan Asia Pasifik.
Maka gagasan untuk tukar-menukar berbagai keunggulan Vladivostok dengan beberapa kota di kawasan Asia Pasifik, sangat diharapkan oleh pihak Rusia menyusul momentum Rusia sebagai Tuan Rumah pada KTT APEC September 2012 mendatang. Dan Indonesia, harus mempertimbangkan hal ini sebagai peluang yang cukup besar untuk semakin meningkatkan kerjasama strategis dengan Rusia atas dasar kesetaraan dan saling menguntungkan.
Yang tak kalah penting, saat ini Vladivostok telah menjadi pusat aktivitas diplomatik dari beberapa negara, dan karenanya mereka telah mendirikan konsul atau bahkan konsulate jenderal di kota tersebut. Beberapa di antaranya adalah:
1. The Republic of India-konsulat jenderal
2. The United States of America-konsulat jenderal
3. The Republic of Korea, konsulat jendral
4. Japan, konsulat jendral
5. The Socialist Republic of Vietnam
6. The People’s Republic of China
7. Ukraine, konsulat jendral
8. The Democratic People’s Republic of Korea,
9. The Commonwealth of Australia, konsulat
10. Canada, konsulat
11. The Republic of Armenia
12. The People’s Republic of Bangladesh
13. The United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, konsul kehormatan
14. New Zealand, konsul kehormatan
15. The Kingdom of Thailand, konsul kehormatan
16. The Republic of Philippines, konsul jendral kehormatan
17. The Republic of Chili, konsul kehormatan.
Karena itu, dengan melihat perkembangan pesat Vladivostok sebagai kota pusat perekonomian maupun budaya, sudah saatnya bagi Kementerian Luar Negeri kita untuk mendirikan konsulat atau bahkan jika dimungkinkan, konsulat jenderal.
Posisi strategis Vladivostok sebagai Pintu Masuk ke kawasan Asia Pasifik pada perkembangannya telah dipandang oleh berbagai kalangah pakar politik internasional sebagai wilayah yang cukup strategis di kawasan Timur Jauh Rusia.