Sejarah Akan Mengenang Trump Sebagai Presiden Paling Dibenci Oleh Pemerintahannya Sendiri

Bagikan artikel ini
Mungkin gambar 1 orang
Walaupun dia membuat peraturan “Muslim Ban” yang melarang imigran muslim mendapatkan izin masuk ke Amerika, faktanya di masa pemerintahannya,  perang di Timur Tengah banyak dihentikan. Pasukan Amerika di Afganistan untuk pertama kali ditarik mundur dan misi perang terhadap Iran dibatalkan.
Muslim ban itu sebenarnya hanya berlaku untuk beberapa negara muslim saja seperti Irak, Iran, Yaman, Somalia dan Suriah. Mayoritas negara muslim besar lainnya tidak kena peraturan itu.
Beberapa hal terakhir yang dia lakukan adalah mengubah keputusan “government shutdown” di masa resesi ini.  Government shut down adalah penghentian kegiatan pemerintahan ketika negara sudah kehabisan kas, seperti yang pernah terjadi januari 2019 lalu.
Kenapa tidak ada satupun media yang memuat berita penting itu? Karena masa pandemik ini Trump bikin langkah yang cukup spektakuler. Membatalkan government shut down, lantas  mengubahnya dengan memberikan stimulus pandemik untuk rakyat Amerika. Maka media massa-media massa mainstream Amerika yang umumnya pro Hillary Clinton, tidak ada yang merilis berita tersebut. 
Kita lihat saja berapa lama media massa yang di backup para big tech bisa terus menutupi semua kebijakan Trump semasa empat tahun masa pemerintahannya, seraya terus menuding mantan presiden ke-45 itu sebagai rasisnya. Nyatanya, begitu Biden terpilih  dolar malah semakin menurun pamornya dan ancaman resesi ekonomi sepertinya merupakan hal yang paling krusial bakal dihadapi  presiden terpilih.
Trump,  begitu banyak rakyatnya yang membencinya, begitu banyak juga rakyatnya yang mencintainya
Mungkin suatu saat rakyatnya dan dunia akan mengenangnya sebagai presiden yang paling dibenci oleh pemerintahannya sendiri, seperti halnya seperti John F Kennedy  dulu.
Dan kita kaum muslimin akan mengenangnya sebagai presiden yang pernah membela rakyat Uiyghur dan memberikan tuduhan kepada partai Komunis Cina telah melakukan genosida terhadap kaum muslimin Uyghur. Ketika pemerintah kita sendiri sama sekali tidak peduli.
Susan Devy, pegiat sosial-ekonomi, alumni Institut Pertanian Bogor(IPB).  
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com