Seturut Meletusnya Pergolakan Bersenjata di Timur-Tengah, AS Mulai Mengalihkan Bantuannya Dari Ukraina ke Israel

Bagikan artikel ini

Ada serangkaian peristiwa antara September 23 September 2023 sampai 1 Oktober 2023. 23 September Presiden UkrainaVolodymyr Zelensky berkunjung ke Washington menemui Presiden AS Joe Biden. Dalam pertemuan di Ruang Timur Gedung Putih, Presiden Joe Biden meyakinkan Zelensky bahwa   ada penolakan dari beberapa anggota parlemen Partai Republik untuk mengirimkan bantuan miliaran dolar kepada Ukraina, Biden memberi jaminan pada Zelensky bahwa AS akan tetap memberi bantuan Ukraina untuk berperang melawan Rusia.

Menariknya, ketika Zelensky bertanya apa langkah yang akan ditempuh Biden sehingga pihak oposisi dari Partai Republik setuju untuk tetap memberi bantuan kepada Ukraina, maka Biden dengan cara mendapatkan persetujuan dari Kongres (parlemenya AS). Biden bahkan berjanji akan memberi bantuan militer secara maksimal dengan Washington juga akan mengirimkan baterai pertahanan udara Hawk kedua buatan Raytheon dan peralatan terkait kepada Ukraina.

Namun perkembangan terbaru pada 1 Oktober 2023, nampaknya tidak sesuai dengan janji Biden kepada Zelensky. Sebuah surat yang berhasil diperoleh kantor berita AS The Associated Press mewartakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) menyetujui kesepakatan belanja pemerintah yang tidak menyertakan bantuan ke Ukraina Dengan kata lain, DPR AS menolak peringatan dari para pejabat Pentagon yang mendesak Kongres menambah dana buat Ukraina. Namun Kongre menolak desakan Pentagon dengan meloloskan rancangan undang-undang pendanaan jangka pendek. RUU tersebut telah membatalkan semua bantuan untuk Ukraina dalam pertempuran melawan Rusia.

Pergeseran arah kebijakan Washington yang semula begitu mendukung penuh Ukraina dalam menghadapi Rusia lalu kemudian menolak desakan Pentagon untuk tetap memberi bantuan dana pada Ukraina, memang sangat aneh. Apalagi dalam pertemuan dengan Kongres, para pejabat Departemen Pertahanan AS tersebut menekankan kepada pimpinan DPR dan Senat betapa pentingnya memberi bantuan kepada Kiev ketika Ukraina berupaya menghadapi aksi militer terbatas Rusia.

Penolakan resmi Kongres AS untuk meneruskan bantuan dana kepada Ukraina pada 1 Oktober 2023 sulit dimengerti bukan saja oleh Ukraina, melainkan juga para pihak yang pada dasarnya cenderung bersimpati pada Ukraina atau yang mendukung langkah AS memberi bantuan militer kepada Kiev.

Namun pada 7 Oktober 2023, enam hari berselang sejak Kongres AS menolak desakan Pentagon untuk memberi bantuan dana dan bantuan militer ke Ukraina, secara tiba-tiba mulai tersingkap motivasi yang sebenarnya. Ketika pada 7 Oktober 2023 pecah perang terbuka antara Hamas versus Israel, nampaknya Washington mulai mengalihkan prioritas perhatian dan dukungannya tidak lagi kepada Ukraina, melainkan kepada Israel. Nampaknya setelah dikalkulasi secara rinci dan cermat oleh para ahli strategi keamanan dan pertahanan nasional baik Pentagon maupun Kementerian Luar Negeri AS, pertaruhan AS di Timur-Tengah nampaknya jauh lebih vital daripada Ukraina.

Bukan soal semata untuk mendukung Israel, namun kekuatan militer AS nampaknya masih cukup besar bercokol di beberapa negara Arab. Mari kita petakan kekuatan militer AS yang masih bercokol di beberapa pangkalan militer negara-negara di Timur Tengah. Menurut catatan yang berhasil dihimpun tim riset Global Future Institute (GFI) ada 10 negara Arab yang ada pangkalan militer AS berada dalam kesiapsiagaan penuh.

karya Sudi Purwono

Arab Saudi, yang kalau dihitung-hitung kehadiran militer AS di Arab Saudi berjumlah 3.000 orang. Yang nampaknya dalam kesiagaan penuh untuk sewaktu-waktu dikerahkan untuk menghadapi Iran. Aset militernya termasuk sistem radar dan rudal untuk pertahanan udara. Termasuk sayap ekspedisi udara untuk mendukung pesawat tempur dan dua skuadron tempur.

Turki, seperti halnya Arab Saudi, Turki yang juga termasuk anggota pakta pertahanan NATO yang dimotori AS, sepertinya AS dan Turki juga saling membutuhkan. Meski hubungan diplomatik kedua negara juga pasang naik dan pasang surut. Namun demikian, faktanya  Pangkalan Udara Incirlik digunakan oleh Angkatan Udara AS, menampung sekitar 5.000 penerbang. Selain itu, senjata nuklir taktis disimpan di pangkalan. Diantaranya adalah hingga 50 bom nuklir B61.

Qatar, bahkan merupakan pangkalan militer AS paling strategis di Timur Tengah. Pangkalan Udara Al Udeid menampung Angkatan Udara AS dan merupakan markas Komando Pusat Angkatan Udara AS. Bahkan pangkalan itu mampu menampung lebih dari 11.000 pasukan koalisi anti-ISIS pimpinan AS dan AS serta lebih dari 100 pesawat operasional.

Kuwait. Camp Arifjan dikenal sebagai fasilitas militer Angkatan Darat A.S. di Kuwait yang mengakomodasi unsur-unsur Angkatan Udara A.S., Angkatan Laut A.S., Korps Marinir A.S., dan Penjaga Pantai A.S. Ribuan anggota tentara dan kontraktor melewati Kamp Arifjan baik dalam perjalanan ke atau dari Irak, Afghanistan atau negara lain di Asia Barat Daya.

Uni Emirat Arab. Sekitar 3.500 personel militer Amerika yang ditempatkan di Pangkalan Udara Al Dhafra di Abu Dhabi. Pangkalan tersebut adalah salah satu pangkalan utama militer AS di wilayah tersebut.

Irak. Sebagai negara yang pernah diinvasi secara militer semasa pemerintahan George W.Bush pada 2003, tentu saja pangkalan militer AS jadi sangat vital untuk kehadiran militer di negeri ini.  Diperkirakan jumlah pasukan AS di Irak sekitar 5.000. Pangkalan udara Ain al-Assad, yang menampung pasukan AS, merupakan salah satu pangkalan militer terbesar dan tertua di Irak. Pangkalan militer lain di Erbil, yang pernah jadi sasaran serangan Iran,  juga digunakan untuk menampung pasukan AS. Pangkalan Erbil itu terletak di wilayah semi-otonom Kurdi di Irak, dijalankan oleh Pemerintah Daerah Kurdistan, yang merupakan sekutu kuat AS.

Suriah. Meski di luar kehendak pemerintahan Suriah di bawah kepemimpinan Bashar al Assad, AS punya pangkalan militer di Suriah, untuk menjaga ladang minyak dan gas serta infrastruktur di Suriah timur dan selatan dari serangan ISIS. Ketika digabungkan dengan garnisun AS di al-Tanf, jumlah pasukan kontingensi meningkat menjadi 800-900 personel yang fleksibel.

Bahrain. Naval Support Activity Bahrain (atau NSA Bahrain) merupakan pangkalan Angkatan Laut A.S. dan rumah baKomando Pusat Angkatan Laut A.S. Selain itu, pangkalan ini merupakan pangkalan utama di kawasan itu untuk kegiatan angkatan laut dalam mendukung kegiatan militer AS di Irak dan Afghanistan.

Oman. Oman dikenal sebagai sekutu utama AS. Pangkalan udara Thumrait di Kegubernuran Dhofar digunakan untuk  menampung Angkatan Udara A.S.

Kosovo, secara geografis di luar kawasasn Timur Tengah. Namun AS memiliki pangkalan militer di Kosovo. Camp Bondsteel merupakan pangkalan utama Angkatan Darat AS di bawah komando KFOR di Kosovo. Pangkalan tersebut berfungsi sebagai markas NATO untuk KFOR’s Multinational Battle Group East.

karya Sudi Purwono

Berdasarkan konstruksi cerita tersebut tadi, jadi menarik ketika keputusan Kongres menolak melanjutkan bantuan dana dan militer kepada Ukraina, selang enam hari kemudian, meletus perang bersenjata antara Israel versus Hamas. Apakah pihak Washington dan Gedung Putih sudah mendeteksi akan adanya konflik bersenjata berskala luas antara Israel dan para pejuang militer Hamas Palestina sehingga Washington merasa perlu untuk mengalihkan seluruh sumberdaya keuangan dan militernya kepada Israel?

Entahlah. Tapi yang jelas, sebagaimana diwartakan oleh harian terkemuka Wall Street Journal, dalam rencana serangan militer Israel terhadap Hamas, Israel berharap agar AS mengerahkan sekitar 12 sistem pertahanan rudal ke Timur Tengah.

Bahkan Israel setuju atas permintaan AS untuk menempatkan sejumlah sistem pertahanan udaranya sebelum operasi darat di Gaza dimulai.

Bahkan berita terkini juga mewartakan bahwa AS telah mengonfirmasi untuk pertama kali  bahwa mereka telah menerbangkan pesawat tanpa awak pengintai tak bersenjata di atas wilayah Gaza, yang pastinya untuk memberi bantuan militer kepada Israel menghadapi Hamas atau mungkin juga pada akhirnya, Iran. Pesawat tanpa awak AS tersebut dikenal dengan nama Mq-9 Reapers, yang mana sebelumnya pernah dioperasikan untuk serangkan udara tentara AS ke Afghanistan. Namun kemampuan khususnya berfungsi sebagai pesawat pengintai. Meski pejabat AS menyangkal bahwa pesawat tak berawak tersebut tidak digunakan untuk membantu aksi militer Israel terhadap Hamas, namun sulit disangkal bahwa secara esensial pihak AS memberikan dukungan militer maksimal kepada Israel untuk menghadapi Hamas.

Apalagi Angkatan Laut AS sudah mengakui bahwa mereka telah menmbakkan amunisi mematikan  dari kendaraan permukaan tank berawak (UAV), sebuah kapal cepat yang berlayar di perairan internasional Laut Arab. Bahkan mengakui telah menembak jatuh beberapa pesawat tak berawak dan roket yang mereka duga ditembakkan kea rah Israel.

Singkat cerita, pemerintah AS nampaknya sudah beralih fokus perhatian kepada Israel, dan sepertinya mulai menomorduakan serta mengabaikan Ukraina dalam menghadapi aksi militer terbatas Rusia.

 Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com