Simpati Dunia Makin Membesar Terhadap Cina

Bagikan artikel ini

Tanggapan Nurhidayat Setiabudi terhadap artikel M Arief Pranoto berjudul: 

Membaca Isu Pagebluk sebagai Pertanda Perubahan Peradaban

Dengan kekuatan media, maka semua mata dunia praktis menyalahkan Cina atas kejadian menyebarnya virus ke banyak negara di dunia. Timbul fenomena sinophobia (tindakan panik dan takut terhadap warga keturunan Cina) langsung terbentuk di seluruh dunia. Sebagai negara penantang hegemoni AS, Cina sudah siap akan konsekuensinya. Ada hal yang mengagumkan untuk menangani kasus COVID-19 di negara tersebut. Sangat sistematis cara kerjanya:

1. Wuhan di-lockdown untuk menghindari penularan wabah. Media asing tidak boleh masuk dengan tujuan framing yang mungkin dilakukannya bisa diminimalisir.

2. Cina karena tidak punya obatnya, maka segera mengontak Kuba sebagai negara sosialis rekanannya. Obat itulah yang belakangan dikenal sebagai Interferon Alpha 2B. Cikal bakal Avigan yang dipesan Presiden  2 juta butir. Kuba sudah menemukan obat ini tahun 1986, gara-gara pernah “dikerjai” oleh senjata biologis Amerika tahun 1981 dan 350 ribuan penduduk Kuba meninggal.

3. Sukses mengatasi endemik di Wuhan, membuat Cina berkeinginan mengamankan jalur Belt and Road Initiative (BRI) yang sempat terkendala gegara dihantam COVID-19. Negara yang dibantu adalah Yunani dan Italia sebagai kongsi utama BRI. Cina langsung mendatangkan bantuan medis seperti masker, pompa infus, dan respirator seberat 30 ton, tiba di Italia dalam rangka memerangi ancaman COVID-19, juga tenaga medis didatangkan.

Keperluan itu tentu bisa menjawab kegelisahan PM Italia-Giuseppe Conte yang sempat panik karena bantuan yang diminta dari negara sekutunya di benua Eropa plus AS, tak kunjung tiba walau sudah diminta beberapa kali. Terutama sejak Italia Utara di-lockdown.

Dan kita tahu bersama, siapa yang akan mendongkol atas langkah penanggulangan COVID-19 oleh Cina mengingat langkah tersebut bisa membawa 4 implikasi:

1. Simpati dunia makin membesar terhadap Ciina.
2. Proyek jualan vaksin bisa hancur berantakan kalo orang tahu strategi dagang mereka.
3. Resesi Ekonomi dunia tidak jadi berkepanjangan dan recovery ekonomi besar-besaran  melalui World Bank  dan IMF akan gagal.
4. Menambah jumlah negara yang simpati dan ikut program Belt and Road Initiative-nya Cina.

Nurhidayat Setiabudi, Pemerhati Sosial-Politik 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com