Satrio Arismunandar: Di Era Digitalisasi Masyarakat Mengalami Kebingungan dalam Memilah Informasi

Bagikan artikel ini
Pesatnya perkembangan teknologi informasi itu sendiri, maupun kecepatan arus informasi saat ini yang sedemikian rupa sulit untuk dibendung. Ironisnya, masyarakat sebagai penerima dan pengguna informasi justru hanya memiliki peran pasif seiring dengan menjamurnya berbagai media massa baik cetak, elektronik maupun online atau internet. Paradoks yang terlihat kemudian, masyarakat di era digital yang sesungguhnya sangat haus informasi, pada perkembangannya justru cenderung mengkonsumsi sumber-sumber informasi dan pemberitaan yang tidak mempedulikan kualitas informasi. Sehingga, masyarakat di era digital dan abad informasi seperti sekarang ini, justru menjelma menjadi masyarakat yang tidak well-informed.
Menyikapi perkembangan tersebut, Global Future Institute (GFI) bekerjasama dengan Lembaga Studi Informasi Strategis-Indonesia (LSISI) menyelenggarakan Focus Group Discussion, dengan mengangkat tema “Rintangan dan Tantangan Perkembangan Media Tahun 2017 pada Jumat, 21 Oktober 2016, di Wisma Daria, Jakarta
Dalam diskusi yang menghadirkan narasumber Satrio Arismunandar, mantan Wartawan Kompas dan Pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI), menyampaikan bahwa era digitilisasi menciptakan banyak pilihan yang melimpah, masyarakat mendapatkan keberlimpahan informasi. Disatu sisi mempermudah dan mempercepat akses informasi, pada sisi yang lain tidak disertai dengan kemampuan masyarakat belum siap untuk memilah informasi mana yang tepat dan layak.
“Saya memilihat ini bukan merupakan kondisi yang paradoks, tapi melainkan masyarakat mengalami kebingungan. Mereka tidak mampu memilah informasi,” ujar Satrio.
Lebih lanjut Satrio mengatakan, saat ini masyarakat tidak lagi sekedar menjadi penerima konten tapi juga bisa menjadi pembuat konten. Masyarakat mampu membuat ‘media’ sendiri. Ini kemudian yang kemudian masyarakat mendapat keberlimpahan informasi.
“Sayangnya kondisi ini tidak bisa diikuti dengan kapasitas masyarakat dalam memilah informasi,” ucap Satrio.
Dalam focus group discussion ini, juga menghadirkan Rahardi Teguh Wiratama (LP3ES) dan Ignatius Haryanto (Peneliti Media dari LSPP). Focus group discussion ini juga dihadiri sekitar 20 jurnalis, yang beberapa merupakan para pengelola media alternatif.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com