Perkembangan Terkini Terkait Konflik Rusia-NATO

Bagikan artikel ini

0.1

Tepat pukul 15.00 waktu Moskwa, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani persetujuan hasil referendum di empat provinsi Ukraina yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporozhye sebagai bagian dari tanah airnya menyusul Crimea. Salah satu isi putusan itu adalah; akan melindungi keempatnya dengan segala daya-upaya.

 

0.2

Secara praktis misi yang disebut Putin sebagai :Operasi Militer Khusus” menjadi tidak berlaku lagi. Telah terjadi eskalasi ke arah disintegrasi Ukraina dengan lepasnya provinsi yang mayoritas penduduknya adalah orang Rus dengan bahasa Rusia.

 

0.3

Secara kultur Moskwa membutuhkan intervensi ke lima wilayah dengan penduduk berbahasa Rusia dan beretnis Rusi, karena Kiev membiarkan gangguan kelompok semi-militer dan ultra-nasionalis Ukraina terhadap warga keturunan Rusia.

 

0.4

Secara geopolitik Moskwa tidak dapat mengandalkan lagi Kiev untuk bersikap netral dalam hubungan keamanan Rusia vis a vis Eropa. Rusia membutuhkan zona penyangga (buffer zone) bagi sistem keamanan teritorialnya.

 

0.5

Selang satu jam kemudian, Presiden Ukraina Zelenskyi menandatangani proposal keinginan bergabungnya Ukraina ke dalam pakta pertahanan NATO.

 

0.6

Diterimanya nanti Ukraina dalam sidang NATO -yang tidak mudah dan memakan waktu- maka  secara de jure (legal) telah terjadi perang antara Rusia dengan NATO.

 

0.7

Meskipun secara de jure Ukraina belum diakui dan disetujui bergabung oleh 30 Anggota NATO, namun secara de facto(kenyataan) NATO sudah terlibat dalam konflik Ukraina-Rusia.

 

0.8

Kita sedang melihat kelanjutan konflik dan bagaimana nanti pengaruhnya terhadap struktur geopolitikhankam di wilayah Hindia-Pasifik. Beberapa kolega dari ASEAN sudah mulai membicarakan topik ini dan pengaruhnya kepada keamanan serta ekonomi ASEAN.

Andi Hakim, pengkaji kebijakan publik, masih studi di Lee Kuan Yew School of Public Policy

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com