Antara Al Habsyi (Yaman) dan Nusantara

Bagikan artikel ini

Dalam tafsir Negara Kertagama disebutkan bahwa negara terkaya di dunia di era Majapahit itu eksis adalah Habsyi dan yang kedua adalah Nusantara. Habsyi pada saat itu merujuk pada Yaman dan wilayah Afroasiatik yang secara umum memang luarbiasa kaya sebagai penghasil emas.

Dari wilayah ini juga muncul miliuner Islam seperti Mansyah Musa dari Mali yang naik haji sekitar tahun 1350 (cocok dengan tafsir Negarakertagama) dengan membawa beberapa ton emas lalu dibagikan emasnya di sepanjang jalan menuju Mekkah. Perilaku Mansyah ini tak pelak membuat inflasi perekonomian di Mesir yang menggunakan emas sebagai alat tukarnya.

Kedekatan Nusantara dengan Habsyi atau Afroasiatik lebih karena kesamaan ilmu mistik/metafisika yang sama-sama unggul. Walaupun secara subyektif saya katakan ilmu mistik Nusantara jauh lebih ampuh dari Habsyi karena peradaban kita yang memang lebih tua dari mereka.

Di dalam Al-Quran sendiri diperkirakan ada sekitar 6 kosakata yang diadopsi dari bahasa Habsyi/Afroasiatik, salah satunya adalah “Al-lu’lu’u wal Marjan”. Sementara dalam Al-Quran kata-kata yang mengadopsi bahasa Nusantara ada satu yaitu kata “kafuura” dalam surat Al Imran yang artinya kapur satu-satunya komoditi kuno yang berasal Nusantara.

Tapi saya juga berpendapat melalui kajian linguistik bukan hanya kata kapur kata mati atau maut dalam bahasa Arab hasil adopsi dari bahasa Nusantara yang asli katanya atau teknologinya “matey” kemudian kata itu diadopsi oleh bahasa arab menjadi mata atau maut. Mengapa saya katakan mengadopsi dari bahasa Nusantara karena kata “matey” itu pada bahasa Austronesia diperkirakan sudah berusia 2 juta tahun sementara bahasa-bahasa Afroasiatik seperti Arab dan Aramaik sampai saat ini belum ada hipotesis tentang usianya.

Terima kasih.

Prof. Imam Qalyubi (Daun Lontar Yogyakarta)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com