Membaca, menebak, dan mengkaji atas jatuhnya helikopter Kepresidenan Iran, apakah murni kecelakaan karena faktor cuaca, atau sabotase intelijen terkait konflik Iran versus Israel? Inilah prolog catatan.
Maka ibarat membidik lisan yang bergerak, selain fluktuatif target masih tinggi, juga objek kajian belum diketemukan —saat tulisan ini terbit— masih dalam pencarian.
Akan tetapi, fakta-fakta (belum menjadi data) di bawah ini, setidak – tidaknya bisa dijadikan clue dan/atau bahan telaah awal sebelum data valid ditemukan.
Adapun clue dimaksud antara lain sebagai berikut:
1. Helikopter Bell 212 buatan Amerika Serikat (AS) yang ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi, jatuh di Propinsi Azerbaijan Timur, Kota Varzaghan, pada hari Minggu (19/05) sekitar pukul 13.00 waktu setempat, usai Raisi menghadiri acara peresmian bendungan di Perbatasan Iran – Azerbaijan. Helikopter tersebut mengangkut sembilan orang, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hoessein Amir dan Gubernur Azerbaijan Timur, Malek Rahmati;
2. Dua helikopter lain yang terbang bersamaan yang membawa sejumlah pejabat dan menteri berhasil kembali dengan selamat;
3. Cuaca buruk diduga sebagai penyebab kecelakaan helikopter Bell 212 yang ditumpangi Raisi. Kendati demikian, aparat yang berwenang belum mengkonfirmasi penyebab pasti jatuhnya helikopter 212;
4. Fakta lainnya, bahwa Israel saat ini, selain telah memiliki lapangan terbang dan pangkalan intelijen, juga tengah membuat perjanjian untuk pengembangan dua satelit pengawas baru di Azerbaijan (Jackson Hinkle, 2024);
5. Israel menyumbang hampir 70% impor senjata Azerbaijan, dan 40% minyak Israel dipasok dari Azerbaijan melalui pipa yang melewati Turki;
6. Sebagai pelanggan senjata nomor satu Israel, niscaya sistem dan doktrin intelijen bahkan militer Zionis lebih tertanam pada sistem militer Azerbaijan dibanding dengan negara-negara lain;
7. Dikabarkan salah satu sumber intelijen bahwa Angkatan Udara AS C-17 mendarat di Baku, Azerbaijan untuk pertama kali dalam setahun terakhir ini. Waktu kedatangannya yang sangat mencurigakan selepas helikopter Presiden Iran yang baru saja meninggalkan Azerbaijan dan akhirnya mengalami kecelakaan.
Hal lain, bahwa kunjungan Presiden Raisi diharapkan mampu merendam gejolak radikalisasi dan ekstrimitas dari kelompok teroris binaan Mossad yang selama ini kerap menyerang teritorial Iran. Paling aktual pada Januari 2023 kemarin, teroris menyerang Kedutaan Besar Azerbaijan di Teheran menewaskan beberapa diplomat.
Dari fakta alias data mentah di atas, kemana pisau analisis berlabuh akan tergantung hasil penyelidikan di TKP atas jatuhnya helikopter Bell 212 di Kota Varzaghan, Azerbaijan Timur.
Hasil olah TKP jatuhnya helikopter Raisi nantinya sangat menegangkan, mengapa? Jika terbukti akibat sabotase (oleh Israel, misalnya), jangan-jangan peristiwa tersebut bisa menjadi trigger Perang Dunia III?
Wallahu a’lam bishshawab.
M Arief Pranoto, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)
Facebook Comments