Mengapa Cina Tidak Berani Meng-‘Ukraina”-kan Taiwan?

Bagikan artikel ini
Telaah Kecil Geopolitik
Banyak hal bisa dibaca dalam pidato Xi Jinping di pembukaan Kongres ke-20 Partai Komunis Cina (PKC) terkait gerak geopolitik Cina ke depan. Namun terkait judul di atas, ada hal menarik pada Pidato Xi soal reunifikasi nasional, “Pertanyaan soal Taiwan adalah masalah Cina, masalah yang harus diselesaikan oleh Cina. Kami akan terus berjuang untuk reunifikasi damai, dan kami memiliki pilihan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan,” ujar Xi Jinping.
Pertanyaan menggelitik pun muncul, “Kenapa Cina lebih menyukai jalan damai dalam reunifikasi Taiwan daripada penggunaan power militer?”
Ada dua alasan serta pertimbangan kenapa Cina memilih jalan nirmiliter, antara lain sebagai berikut:
Pertama. Tempo doeloe, tatkala Mao Zhe Dong (rezim komunis) melakukan long march dan semakin mendekati Beijing maka kian banyak rakyat mengikutinya. Chiang Kai Sek (rezim nasionalis) mengambil keputusan cepat —sebab tidak mungkin menang melawan Mao— maka sebelum Mao tiba di Beijing, ia angkut harta benda dan pusaka kerajaan ke Taiwan. Karena tak cukup waktu, maka hanya 50% yang dapat diangkut. Akan tetapi, 50% tersebut merupakan harta terbaik dan pusaka paling berharga dari 5.000 tahun sejarah Cina. Singkat kata, 50% harta dan pusaka terbaik tersebut disembunyikan di suatu tempat rahasia di Taiwan.
Mengapa begitu?
Berkembang tradisi kekuasaan di Cina, bahwa kaisar adalah ‘putra langit’, siapapun anak cucu tidak boleh merusak legacy —warisan—dari (bapaknya) langit. Maka setiap harta dan pusaka wajib diturunkan dari dinasti ke dinasti berikutnya, meski Kaisar dan keluarganya dibunuh, tetapi pusaka dan warisannya mutlak harus diturunkan ke dinasti pengganti. Jika tidak, maka dinasti pengganti tidak akan diakui legitimasinya. Inilah tradisi di Cina tentang kekuasaan yang tak boleh dilanggar.
Kerap terjadi dalam pergolakan politik serta pergantian dinasti, seluruh keluarga kaisar lama dibantai tanpa sisa supaya tak ada ahli waris yang sah. Tetapi, setelah itu kaisar lama tetap dihormati dengan didirikan makam yang megah untuk menghormati tradisi. Kenapa? Sebab, kaisar lama juga ‘putra langit’. Itulah sekilas tradisi kekuasaan yang hidup di Cina.
Jadi, kenapa Cina tidak berani menyerang Taiwan secara militer, oleh karena khawatir serbuan militer justru akan merusak artefak berharga dan penting peninggalan leluhur yang dalam tradisi Cina merupakan warisan langit.
Kedua. Tidak dapat dipungkiri, saat ini Taiwan merupakan produsen chip terbesar di dunia. Hampir 54% produk chip dunia dihasilkan dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Inilah ‘geopolical leverage‘ Taiwan sehingga di mata global ia memiliki daya tawar tinggi. Betapa tidak, ketika pabrik Cina diembargo Amerika/AS, dunia sempat mengalami krisis chip. Padahal Cina cuma menghasilkan 5% saja. Bagaimana jika yang diembargo penghasil 54% produk chip dunia?
End
M Arief Pranoto, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com