“Pemberontakan Wagner” (Bagian2/Habis)

Bagikan artikel ini
Catatan Kecil Geopolitik
Akibat pemberontakan Wagner, banyak opini, diskusi, maupun ulasan ringan, unik, hingga analisis berat beredar di publik. Selanjutnya untuk meringkas diskusi, maka hanya tiga isu aktual akan dibahas, antara lain 1) pemberontakan Wagner ialah isu riil; 2) pemberontakan Wagner hanya false flag operation ala Putin; dan 3) upaya pembangkrutan Barat melalui konflik Ukraina.
Inilah pokok-pokok ulasannya:
Pertama, bahwa tindakan PMC Wagner merupakan realitas isu alias hal yang sebenarnya terjadi. Jadi, bukan operasi intelijen, tak pula rekayasa isu, dan lainnya. Kenapa? Hal ini dikarenakan beberapa ‘sumber’ yang menghidupi Yevgeny Prigozhin —panglima Wagner— mau ditutup dan dimatikan alirannya. Bisnis catering untuk mensuplai konsumsi tentara Rusia, contohnya, tidak disetujui tambahan anggarannya oleh Menteri Pertahanan/Menhan Rusia, sedang selama ini diklaim Prigozhin selalu merugi; kemudian gaji tentara Wagner pun hendak dibekukan oleh Menhan pada 1 Juli 2023; juga, peran PMC Wagner dalam operasi militer khusus di Ukraina telah digantikan oleh Pasukan Akhmat dari Checnya.
Akan tetapi, pada kasus ini — Putin mengambil jalan tengah. Sebuah langkah bijak. Meskipun Wagner telah berkhianat, namun masih diingat jasanya ketika merebut Cremea dan Donbass. Karenanya, Wagner diberi ‘sumber baru’, tetapi di luar Rusia, yakni melatih Guard Service, salah satu PMC di Belarus, dan operasional Wagner di bawah kendali Menhan Belarus.
Pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa di atas, bahwa terdapat sistem politik-ekonomi yang bersifat blur (kabur) antara badan usaha negara dan korporasi swasta. Nah, efek dari model sistem semacam itu akhirnya mengendala dikemudian hari, dan muncul di permukaan.
Selama ini, Putin memang tidak memberi batasan tegas antara bisnis swasta dengan pengendalian badan usaha negara termasuk kebijakan di industri strategis. Artinya, sistem di Rusia membiarkan oligarki mengendalikan usaha negara beserta kebijakannya pada industri strategis. Inilah model recipe for disaster. Dan agaknya, Rusia perlu mengambil langkah sesegera mungkin untuk mereformasi sistemnya dari anarki oligarki agar negara menjadi lebih tertata. Retorika menarik pun muncul, “Kok, model sistem (recipe for disaster) di atas memiliki resonansi terhadap apa yang kini terjadi di republik ini, dimana nexus politik-bisnis oligarkinya juga sudah sangat mencengkeram?”
Kedua, beredar opini di media sosial yang klasifikasinya belum A1, bahkan bisa dibilang hoax. Konon ‘pemberontakan Wagner’ hanya false flag operation. Sekadar akal-akalan antara Rusia – Wagner dalam rangka menghabiskan uang Amerika Serikat (AS). Ceritanya, Prigozhin ‘disuap’ oleh CIA sejumlah USD 6,2 Miliar agar membelot dari Beruang Merah. Tapi, pembelotan Wagner atas izin Putin. CIA tertipu.
Kenapa demikian?
Bahwa Rusia hanya mengeluarkan USD 1 Miliar/tahun untuk membiayai PMC Wagner dalam rangka mengalahkan pasukan Ukraina dan Barat, sedang di sisi lain — pada periode sama, Barat mengeluarkan USD 100 Miliar guna mendukung pasukan Ukraina. Dengan rasio biaya 1:100, maka slogan Barat ‘to arm Ukraina as long as it takes‘ cuma omong kosong. Oleh karena itu, dalam waktu tak lama negara-negara Barat niscaya akan bangkrut. Selain kehabisan uang tanpa hasil signifikan, juga timbul krisis energi dan pangan akibat perang sanksi antara Rusia versus Barat, sedang Rusia mengeluarkan biaya murah untuk menghajar Barat melalui proxy war di Ukraina.
Ketiga, ada analisis out of the box yang duduknya masuk kategori ramalan atas hasil akhir dari konflik Ukraina. Ini cukup menarik. Poin-poinnya antara lain:
1. Ukraina akan tetap dibiarkan hidup, namun luasnya nanti hanya sebesar Vatikan. Mepet lagi kecil. Untuk terminal bus saja mungkin tidak cukup, apalagi mau bikin lapangan terbang untuk lalu lintas provokasi Barat. Dengan populasi mirip San Remo sekitar 500 penduduk, tentaranya kelak mirip satpam resort hotel, sekitar 50-an orang saja;
2. Ukraina dibiarkan hidup agar mereka tetap membayar utang senjata yang selama ini disuplai Barat melalui skema ‘Lend-Lease’. Akibatnya, Barat bisa gigit jari karena si kecil Ukraina, sampai kiamat tak mungkin mampu membayar. Akhirnya semua bantuan (utang) Barat selama ini cuma menjadi ampas;
3. Lokasi Ukraina di pojok, menempel di perbatasan Polandia dan Belarus sehingga tak ada komplikasi Barat untuk ‘air corridor’ sebagaimana dulu pernah dipaksakan Barat di era Berlin Barat – Berlin Timur;
4. Seperti halnya UUD NRI 1945 atau kerap disebut UUD 2002 yang kini dianut republik tercinta ini, UUD Ukraina kelak juga dibikinkan oleh asing dalam hal ini adalah Rusia. Agar tidak ada ruang lagi bagi Kedaulatan Rakyat. Rakyat digaduhkan dengan isu-isu hilir, sementara isu hulu dalam genggam Rusia.
Nah, bila skenario terakhir yang terjadi, Barat bisa ‘gila’ karena dikerjain habis-habisan oleh Putin. Maka, seperti prediksi Bung Karno dahulu, bahwa Eropa akan menjadi Benua tua yang sakit-sakitan, sementara Asia Pasifik tumbuh bak gadis molek yang menggoda mata setiap lelaki.
Menurut Anda, mana narasi dan skenario yang pas untuk isu pemberontakan Wagner?
Tamat
M Arief Pranoto, Pengkaji Geopolitik Global Future Institute (GFI)
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com