Ledakan bom yang menimbulkan korban di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott Mega Kuningan, Jumat pagi kemarin, disebabkan oleh kelalaian pemerintah. Aparat kepolisian dan pemerintah terlalu sibuk mencari cara untuk menggembosi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Demikian dikatakan Syamsudin Haris, pengamat politik dari LIPI, saat dihubungi Kompas.com Sabtu (18/7). “Ini pukulan bagi SBY, situasi damai setelah pemilu ini dikacaukan dengan bom,” sesalnya.
Meski demikian, Syamsul belum dapat memastikan, apakah ledakan tersebut disebabkan karena persaingan politik. Hal itu masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Lebih jauh, Syamsul menerangkan, ledakan ini berbeda dengan kasus penembakan yang terjadi di Papua. Untuk di Papua, ada keterlibatan pihak keamanan dan kaum separatis untuk menciptakan wilayah konflik.
“Kalau ledakan ini karena pemerintah lemah dan ada pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan lowong ini,” tandasnya.
Sementara, pemerhati teror bom, Hermawan Sulistyo, memandang isu politik seputar pemilu presiden 1 putaran atau 2 putaran masih terlalu jauh bila dikaitkan dengan insiden ledakan bom JW Marriott dan Ritz-Carlton.
“Masalah isu pilpres 1 atau 2 putaran itu masih terlalu jauh,” tutur Hermawan di sela-sela diskusi mingguan bertema “Bom Lagi”, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (18/7).
Menurutnya, insiden tersebut memberikan dampak luar biasa bagi rakyat dan sangat merugikan citra Indonesia di mata internasional, baik kerugian materi, dampak ekonomi, maupun pariwisata.
Hal senada disampaikan Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil. Menurutnya, motif politik tidak bisa dikaitkan dengan insiden teror bom Jumat pagi kemarin.
“Sangat jauh kalau motif politik dikaitkan dengan bom. Kalau mau mengganggu pilpres melakukannya sebelum pemilu dong sehingga pemilunya gagal dilaksanakan. Lha ini dilakukan setelah pemilu selesai,” tuturnya.
Ia juga menegaskan agar masalah ini jangan ditarik ke isu kekalahan capres dan cawapres lain karena justru akan merugikan banyak pihak. “Jangan sampai kasus ini dituduhkan kepada capres lain,” pungkasnya.