Rencana Kedatangan Presiden AS Ke Indonesia

Bagikan artikel ini

Suyanto Londrang, Peneliti IndoSolution

Komunikasi bilateral antara Obama dengan Susilo Bambang Yudoyono dan Rencana kedatangan Presiden AS, Barack Obama beserta Keluarganya ke Indonesia menjadi top news dalam headline media cetak nasional dan lokal hari ini (16, November 2009) salah satu yang menjadi pendorong minat media dalam mengangkat isu ini kemungkinan karena seolah ada sebuah forum khusus antara SBY-Obama di sela-sela acara KTT APEC di Singapura. Rencana kedatangan Obama ke Indonesia adalah untuk melakukan pembicaraan bilateral antara Amerika dan Indonesia dalam rangka memperkuat hubungan antar kedua negara yaitu Amerika Serikat  dengan Indonesia.

Kemungkinan munculnya berbagai macam interpretasi dari pihak-pihak tertentu terkait agenda pertemuan bilateral tersebut dan rencana kunjungan Obama bersama keluarganya itu sangat besar kemungkinannya. Pertama kelompok kritis akan menganggap bahwa Obama datang dengan membawa misi khusus untuk kepentingan negaranya.

Sementara dari kelompok yang akomodatif cenderung beranggapan bahwa kedatangan Obama ke Indonesia dan Komitmen dari kedua negara ini akan membawa keduanya ke dalam sebuah perubahan yang lebih baik. Setidaknya berdasarkan cuplikan dari rencana substansi dari peningkatan hubungan keduanya akan mengarah pada orientasi kea rah mendorong pertumbuhan ekonomi, consensus mengenai pencegahan pemanasan global.

Dua interpretasi tersebut masing-masing memiliki dasar argumentasinya sendiri-sendiri dan keduanya sama-sama berpijak pada data empiris yang mereka miliki dan mereka yakini. Hal itu sangat wajar dalam sebuah sistem demokrasi. Bahkan bisa jadi peristiwa demikian ini akan menjadi ajang saling klaim antar kelompok yang menentang dan yang menerima kedatangan tersebut.

Isu Politik

Secara politis kedatangan Presiden Amerika Serikat ke Indonesia dan rangkaian rencana hubungan bilateral antara kedua negara tersebut akan menguntungkan pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono. Dalam kondisi yang sedang berada pada posisi tekanan dari berbagai kelompok terutama terkait dengan kondisi penegakkan hukum yang sedang mengalami kekacauan saat ini.

Momentum ini akan dimanfaatkan oleh SBY untuk menunjukan  kekuasaanya.  Amerika adalah siimbol demokrasi kedatangan Presiden AS ke Indonesia secara tidak langsung memberikan sinyalemen bahwa Amerika mendukung pemerintahan SBY-Boediono.

Jika hal itu dikaitkan dengan munculnya wacana Pemerintahan Kaum Muda (KIM) yang dibentuk oleh aktivis-aktivis muda dan dipimpin Oleh Budiman Sudjatmiko sebagai Presidennya, dengan tujuan melakukan control terhadap pemerintahan yang sesungguhnya maka kedatangan Obama ke Indonesia ini kemungkinan akan dimanfaatkan oleh kelompok ini menjadi ajang dialog dan Tanya jawab sebagaimana terjadi pada saat kedatangan Presiden Iran, Ahmad Dinejat ke Indonesia beberapa tahun yang lalu.

Tetapi kedatangan Obama ini juga sekaligus sebagai bentuk legitimasi terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono.

Hal Prinsip

Pada Prinsipnya hubungan bilateral antara Indonesia-Amerika sangat besar manfaatnya bagi Indonesia apalagi Amerika merupakan negara kaya yang memiliki kemampuan daya beli tinggi itu akan sangat menguntungkan Indonesia dalam rangka meningkatkan kegiatan ekspor.kebutuhan akan pasokan berbagai kebutuhan masyarakat Amerika yang jumlahnya besar memberi peluang bagi kita dalam peningkatan produksi bahan-bahan kebutuhan ekspor. Menyangkut stabilitas keamanan juga penting bagi Indonesia karena sistem keamanan nasional masih perlu pembenahan dan peningkatan mutu untuk menyesuaikan dengan ancaman yang semakin kompleks dewasa ini. hal pokok yang harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia dalam melakukan hubungan bilateral dengan Amerika adalah mengenai Barganing Potition Indonesia dalam hubungan tersebut. Seperti pengalaman yang lalu-lalu setiap mengadakan hubungan bilateral atau perjanjian international Indonesia selalu berada pada posisi inverior sehingga kita menjadi tidak memiliki kemampuan untuk bernegosiasi secara maksimal dalam hal-hal yang strategis.

Idealnya sebuah hubungan antar negara, maka keduanya harus berada pada posisi setara efel to efel sehingga keseimbangan hak dan kewajiban dapat terjaga. Berdasarkan pengalaman sebelumnya perjanjian kerja sama hanya menjadikan Indonesia merugi untuk itu ke depan jika hubungan bilateral ini terjadi maka pemerintah harus serius dalam menjaga dan melindungi kepentingan nasional. Tanpa itu hubungan bilateral yang dibangun hanya akan membuat rakyat semakin kecewa kepada pemerintah.

Pemerintah harus mampu memanfaatkan momentum hubungan bilateral ini untuk meningkatkan kualitas kewibawaan Indonesia di dunia international dengan menjaga agar posisi Indonesia dalam hubungan tersebut tidak terposisikan under level melainkan berdiri tegak setara sebagai sebuah negara yang berdaulat secara international. Dalam hal ini pemerintah dapat menggunakan ikatan emosional antara Indonesia dengan Obama, mengingat Obama pernah tinggal di Indonesia dan mendapatkan pendidikan di Sekolah Indonesia. Interseksi itu dapat dimanfaatkan sebagai perekat hubungan dalam kerjasama bilateral nantinya.

Dampak Terhadap Ekonomi

Rencana kedatangan Obama beserta keluarganya ke Indonesia, bisa manjadi pemicu terjadinya kepanikan pasar terutama itu terjadi pada hari-hari menjelang hari H kedatangan Presiden AS itu ke Indonesia. Isu keamanan dan terorisme kemungkinan besar akan muncul pada saat itu. Antisipasi pengamanan dari pihak Indonesia yang biasanya berlebihan akan memicu kepanikan semakin besar sehingga sector perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia kemungkinan mengalami penurunan. Akibat sentiment negative yang muncul dari kekawatiran dan kepanikan pasar. Belum lagi ditambah kemungkinan adanya penolakan dari kelompok tertentu dengan simbol-simbol aksi demonstrasi, pasti akan menyebabkan terganggunya psikologi pasar.

Apabila hubungan ini dapat terjadi dan berlangsung lancar serta masing-masing pihak saling menghormati, kemungkinan besar perekonomian Indonesia dapat mengalami pertumbuhan signifikan, hal itu disebabkan kepercayaan pasar dan pelaku pasar serta keterbukaan potensi pembangunan sarana pendukung hubungan ekonomi yang dapat menjadi peluang penyerapan tenaga kerja serta potensi pertumbuhan ekspor ke Amerika sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi industri nasional.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com