Ada beberapa poin yang dibicarakan oleh kedua negara, antara lain soal pembahasan patroli bersama, pemberantasan penangkapan ikan ilegal, dan administrasi perbatasan. Untuk itu, perwakilan Indonesia dan Vietnam akan mengadakan pertemuan lebih lanjut di Hanoi, Vietnam, awal Agustus mendatang.
“Ya, itu kita juga kerja sama karena dua negara setuju untuk menyelesaikan ilegal fishing dan administrasi, semua diselesaikan secara bersama-sama, oleh karena itu akan diatur suatu pertemuan nanti awal Agustus di Hanoi,” kata dia.
Di luar itu, Wapres Jusuf Kalla dan Deputi Perdana Menteri Vuong membahas dua hal lain.
Pertama, soal perundingan Indonesia dan Vietnam terkait Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang belum selesai setelah pertemuan terakhir pada 27 April 2017 di Yogyakarta.
Kedua, pembahasan soal rencana kunjungan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong ke Indonesia pada akhir Agustus 2017. “Ya, Agustus ini untuk pertemuan bilateral,” kata JK.
Di pihak lain, Deputi Perdana Menteri Vuong juga menyambut rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke Vietnam untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Ekonomi APEC di Danang, Vietnam, November 2017.
“Kita telah menjadi mitra strategis bagi masing-masing negara dan kami menantikan kunjungan Presiden Indonesia ke Vietnam untuk menghadiri pertemuan pemimpin ekonomi APEC di Danang, November tahun ini,” kata Vuong melalui penerjemah.
Sebelumnya, Deputi Perdana Menteri Vietnam dan delegasinya telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi untuk membahas kerja sama bilateral dan kemitraan startegis secara mendetail. (ANT)