Orkestrasi Perang Generasi Kelima (Bagian 3)

Bagikan artikel ini

Sebelum melangkah jauh, sebaiknya diurai dulu fase-fase perang hibrida atau hybrid war. Adapun fase dimaksud adalah sebagai berikut:

Fase I: negara penyerang menggunakan aktivitas subversif untuk menciptakan berbagai isu guna menggaduhkan negara target/sasaran lewat isu-isu baik yang bersifat riil maupun isu imajiner. Tergantung konteks. Menu konflik yang lezat di Timur Tengah, misalnya, adalah isu sektarian.

Pertikaian antar – mazhab dalam agama. Itu mudah dipicu karena kentalnya faktor sentimen. Dan upaya melalui konflik ini, selain menyerang moril publik, membelah rakyat, juga yang utama adalah membangkitkan rakyat untuk melawan rezim penguasa;

Fase II: negara penyerang memakai proxi (buzzer, influencer dll) untuk membuat destabilisasi negara target dari dalam (sisi internal). Nah, pada fase inilah, negara target selaku korban perang proxi menjadi gaduh. Sekali lagi, di Timur Tengah misalnya, ada perang proxi antara Arab Saudi versus Iran, atau Israel melawan Palestina dst. Konflik – konflik tersebut mampu menimbulkan perang saudara seperti di Syria, atau di Yaman, ataupun kondisi tersebut dapat “membidani” apa yang disebut kelompok perlawanan seperti Jabal al Nusra, Boko Haram, ISIS dan lainnya;

Fase III: negara agresor bertindak koersif melalui instrumen diplomatik, atau blokade (ekonomi) ataupun ancaman militer guna memberi tekanan fisik maupun psikis. Ini yang kerap disebut dengan istilah shock and awe. Dan hari ini, bisa dirasakan bahwa hybrid war antara AS versus Iran sebenarnya sudah memasuki fase ke-3. Level bahaya. Tinggal selangkah lagi akan terjadi perang terbuka secara militer;

Fase IV: setelah semua fase dilalui, lazimnya instrumen terakhir yang dipakai ialah kekuatan (serangan) militer untuk menguasai negara sasaran. Contohnya adalah Lybia yang kini seperti negara tidak bertuan akibat digempur oleh AS dan sekutunya NATO;

Kembali lagi ke topik perang generasi kelima. Fenomenologi pertanyaannya adalah, “Bagaimana kapasitas dan sikap negara-negara menghadapi peperangan jenis ini?”

Bersambung ke Bagian 4

Baca juga:
Orkestrasi Perang Generasi Kelima (Bagian 1)
Orkestrasi Perang Generasi Kelima (Bagian 2)

M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com