Prakiraan Kondisi Politik 2023 (2/Habis)

Bagikan artikel ini
Catatan Geopolitik dan Geospiritual Akhir 2022
Singkat narasi, secara geospiritual, bahwa 2023 Masehi (tahun 3 M) merupakan ‘tahun penyakit’. Makna penyakit ialah, barang (olo) kang metu. Sesuatu yang buruk keluar. Nyaris semua aib dan kecurangan (barang olo) terkuak. Di tahun itu, entah aib pribadi, kelompok, maupun aib entitas yang lebih besar akan muncul di permukaan kecuali ditutupi-Nya.
Dalam hitungan waktu, baik kecurangan masa lalu, masa kini, ataupun kecurangan yang masih dalam perencanaan pun tersibak. Luar biasa. Kasus Ketua KPU dan Wanita Emas ialah permulaan (contoh) kecil, selain barang olo kang metu jelang 2023 —jab-jab ringan— juga perencanaan kecurangan keprucut lewat cakap-cakap ‘bobok siang’.
Di tahun penyakit nanti, merebak public distrust terhadap sistem dan aturan (rezim) terutama dalam konteks good governance clean government.
Awalnya kecil. Riak-riak belaka, lama-lama membesar lagi meluas. Ini terlihat pada kekecewaan, frustrasi, dan amarah publik. Tunas-tunas civil disobedience alias pembangkangan sipil mulai bersemi. Di sana-sini berserak isu bahwa rakyat menginginkan perubahan. Opini menggelembung. Bukan cuma (perubahan) ganti rezim, namun arus kencang justru ingin ganti sistem. Rakyat semakin paham, bahwa hulu persoalan bangsa bercokol di sistem politik alias konstitusi. Inilah potret umum pada 2023 dari perspektif geospiritual.
Kelak bila masa atau waktu memasuki 1445 Hijriyah (tahun 5 H), itu yang dinamai ‘tahun api’. Tak boleh dielak, api adalah lambang semangat/jìhad/spirit yang tidak kunjung padam. Sifat api itu menjilat, menjalar dan membakar. Dalam tahun api, kondisi rakyat mudah dihasut. Cepat marah. Sekali dipercik barang kang olo, api (marak dan amuk) pun berkobar.
Flashback sejenak. Bisakah Anda bayangkan situasi tahun 194(5) dan 196(5) di republik tercinta yang notabene ialah tahun api? Tak berharap seperti itu. Semoga Dia, Allah, tempat segala sesuatu bergantung kepada-Nya memberi hal terbaik kepada bangsa dan negara ini.
Tidak dapat digambar lewat kata-kata. Poin intinya, bahwa di tahun tersebut segala penyakit (olo) yang dikerjakan kaum imperialis dan golongan kiri —waktu itu— pun terbakar dan hangus dibakar massa. Musnah. Hanya tersisa cerita serta puing-puing diselimuti abu.
Nah, memasuki 19 Juli tahun 2003 nanti, inilah epicentrum dan titik tabrak antara tahun penyakit (3 M) dengan tahun api (5 H). Mungkin, dahsyatnya tak terkira. Begitu percik barang olo meletik, api pun menyambar, menjalar serta melalap apa yang ada. Tak hanya di satu tempat, atau di beberapa daerah saja, nyaris di seluruh wilayah. Api berkobar sulit dipadamkan. Vivera pericoloso.
Kita meloncat ke lingkungan strategis, meninggalkan situasi hangat di tingkat lokal.
Ya. Jangan dikira, konflik Ukraina akan mereda di tahun 3 dan 5 ini. Justru sebaliknya, konflik Rusia versus Ukraina semakin menggila. Segala kecanggihan teknologi perang diuji-cobakan oleh para pihak kecuali senjata nuklir. Selain menjadi lapangan tempur (proxy war), Ukraina juga berubah menjadi neraka dunia. Kasihan rakyatnya. Korban terus berjatuhan, tak terhitung. Pengungsi terus bertambah.
Dan konon, ‘gas weapon‘-nya Rusia dioptimalkan oleh Putin sehingga berdampak krisis energi super-akut di kelompok negara North Atlantic Treaty Organization (NATO) —kelompok negara yang tergantung gas Rusia— kecuali beberapa negara yang ‘berdamai’ dengan Rusia seperti Belanda, dan lainnya. Tidak hanya krisis energi, krisis pangan pun tidak kalah dahsyat. Makanan langka. Krisis finansial bukan sekedar inflasi namun cenderung stagflasi. Ini juga berimbas ke Inggris dan Amerika (AS). Inflasi meroket, ekonomi melambat bahkan kontraksi, pengangguran merebak. Demonstrasi warga marak menuntut kinerja elit penguasa mengantisipasi krisis yang terjadi.
Diprakirakan, proxy and hybrid warfare di Ukraina akan terus berlangsung hingga 2024 bahkan lanjut. Entah sampai kapan. Silakan dicermati. Selama berlangsung konflik Ukraina maka krisis global yang berupa krisis energi dan pangan, krisis finansial, dan lain-lain niscaya terus menghantui negara-negara di dunia kecuali kelompok negara autarki, mandiri dan self sufficiency (swasembada).
Demikian gambaran keadaan ketika tahun penyakit dan tahun api bertemu dalam satu garis edar. Tak ada maksud menggurui siapapun, apalagi pihak yang berkompeten. Hanya sharing informasi di tahun 2023 berbasis geopolitik dan geospiritual. (baca tulisan sebelumnya Catatan Geopolitik dan Geospiritual Akhir 2022)
Selamat tahun baru 2023.
M Arief Pranoto, Pengkaji Geopolitik Global Future Institute (GFI)
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com